Bulu Merah NOAH - Tak ada lagi Peterpan. Sejak 3 Agustus 2012, grup musik beranggotakan
Ariel, Uki, Lukman , David dan Reza, itu sudah berganti nama menjadi NOAH.
Pro dan kontra mewarnai perubahan nama itu. Apalagi muncul fakta bahwa nama NOAH sudah dipakai sebuah grup musik lokal asal Balikpapan yang beranggotakan Revie, Maman, Yudie, Dhava, dan Rat, sejak 12 Februari 2009.
Amirudin, perwakilan NOAH versi Balikpapan, mengungkap kekecewaan atas persamaan nama itu. Terutama setelah muncul pernyataan yang menuding NOAH Balikpapan mendompleng popularitas.
Alih-alih popularitas menguntungkan, NOAH Balikpapan justru merasa dirugikan atas persamaan nama itu. "Kerugian pertama, kami dicaci maki masyarakat karena dituduh mendompleng. Soal RBT, kami juga jadi enggak ada hasil gara-gara nama NOAH ada dua," ujar Amirudin.
Amirudin juga kecewa dengan manajemen Musica selaku label yang menaungi grup musik Ariel cs. Ia menagih janji untuk duduk bersama membahas dualisme nama tersebut. "Sampai sekarang belum ada kabar lagi. Kami harap dapat duduk bersama NOAH milik Ariel cs," ujarnya.
Yang bisa dilakukan NOAH Balikpapan saat ini hanyalah mengadu kepada Dewan Kesenian Balikpapan. Mereka meminta mediasi dengan band NOAH yang baru saja muncul.
Respons baik muncul. Ketua Dewan Kesenian Balikpapan, Darwis M Noor, berjanji akan melindungi hak–hak berkesenian warga Balikpapan. "Kami akan mendukung penuh produk yang kami naungi. Persoalan ini bukan permasalahan sepele. Ini pembelajaran untuk para musisi atas hak cipta nama."
Di tengah jadwal konser yang padat, sejumlah personel grup musik ex-Peterpan tak mau ambil pusing dengan kontroversi itu.
"Menanggapinya ya saya cuma dengerin saja. Setiap orang kan punya hak bersuara, anggap saja itu suara orang," kata Ariel. "Nama NOAH hanya satu. Ya nama kami pengganti Peterpan. Kami NOAH yang asli," Reza menambahkan.
Pro dan kontra mewarnai perubahan nama itu. Apalagi muncul fakta bahwa nama NOAH sudah dipakai sebuah grup musik lokal asal Balikpapan yang beranggotakan Revie, Maman, Yudie, Dhava, dan Rat, sejak 12 Februari 2009.
Amirudin, perwakilan NOAH versi Balikpapan, mengungkap kekecewaan atas persamaan nama itu. Terutama setelah muncul pernyataan yang menuding NOAH Balikpapan mendompleng popularitas.
Alih-alih popularitas menguntungkan, NOAH Balikpapan justru merasa dirugikan atas persamaan nama itu. "Kerugian pertama, kami dicaci maki masyarakat karena dituduh mendompleng. Soal RBT, kami juga jadi enggak ada hasil gara-gara nama NOAH ada dua," ujar Amirudin.
Amirudin juga kecewa dengan manajemen Musica selaku label yang menaungi grup musik Ariel cs. Ia menagih janji untuk duduk bersama membahas dualisme nama tersebut. "Sampai sekarang belum ada kabar lagi. Kami harap dapat duduk bersama NOAH milik Ariel cs," ujarnya.
Yang bisa dilakukan NOAH Balikpapan saat ini hanyalah mengadu kepada Dewan Kesenian Balikpapan. Mereka meminta mediasi dengan band NOAH yang baru saja muncul.
Respons baik muncul. Ketua Dewan Kesenian Balikpapan, Darwis M Noor, berjanji akan melindungi hak–hak berkesenian warga Balikpapan. "Kami akan mendukung penuh produk yang kami naungi. Persoalan ini bukan permasalahan sepele. Ini pembelajaran untuk para musisi atas hak cipta nama."
Di tengah jadwal konser yang padat, sejumlah personel grup musik ex-Peterpan tak mau ambil pusing dengan kontroversi itu.
"Menanggapinya ya saya cuma dengerin saja. Setiap orang kan punya hak bersuara, anggap saja itu suara orang," kata Ariel. "Nama NOAH hanya satu. Ya nama kami pengganti Peterpan. Kami NOAH yang asli," Reza menambahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar