Bulu Merah NOAH - Jakarta, Bertepatan dengan konser lima negara dan dua benua
dalam jangka waktu dua puluh empat jam yang digelar pada hari Minggu
(16/9) lalu, dirilislah album bertajuk Seperti Seharusnya milik NOAH yang juga merupakan album studio keenam band yang tadinya bernama Peterpan ini.
Respon terhadap album tersebut datang berhamburan, banyak yang menyambut gembira, bahkan sampai menunjuk NOAH sebagai juru selamat musik Indonesia, dan ada pula yang tak peduli hingga melontarkan kata-kata bernada sinis.
Namun seperti apa tanggapan para personel NOAH sendiri soal album yang dirilis lewat restoran cepat saji tersebut? “Saya selalu merasa bahwa album yang akan kami rilis adalah album terbaik kami,” ujar gitaris Uki saat ditemui Rolling Stone di kantor Musica Studio’s yang terletak di bilangan bilangan Pasar Minggu, Jakarta.
Ia kemudian melanjutkan, “Mungkin karena saya sebagai anggota band merasa bahwa lagu-lagu kami sebelumnya sudah terasa lama dan tua. Buktinya sampai sekarang kami sudah nggak pernah membawakan lagu ‘Ada Apa Denganmu’ secara live, padahal dulu kami merasa bahwa itu adalah yang terbaik. Begitu keluar album baru, kami merasa, ‘Wah, ini lebih keren dari yang kemarin!’”
Ariel kemudian menimpali, “Secara musikal, kami banyak berkembang, gue sering dengar album secara bertahap dari paling lama ke paling baru. Anak-anak semakin ke sini terus berevolusi, tidak berhenti di tempat.”
Walau begitu ia tidak setuju dengan Uki dan mengaku tak berani menyebut Seperti Seharusnya sebagai album terbaik yang pernah mereka rilis. “Secara materi, tidak seluruhnya lebih baik dibanding sebelum-sebelumnya, namun secara produksi gue berani bilang lebih bagus, yang paling jelas ada pada departemen sound,” kata Ariel berpendapat.
Uki juga sempat mengungkapkan salah satu cita-citanya untuk melakukan proses rekaman secara analog dengan menggunakan pita. Walau belum kesampaian, dengan cerdas ia menyelipkan efek suara gemercik layaknya mendengarkan sebuah album lewat medium analog pada intro dan outro lagu “Jika Engkau”.
Ia berucap, “Sekarang sedang musim simulasi-simulasi rekaman dengan tape, lucu juga kalau suara crackle itu masuk ke dalam album ini. Saya juga masih bercita-cita untuk bisa balik rekaman dengan metode analog.”
Respon terhadap album tersebut datang berhamburan, banyak yang menyambut gembira, bahkan sampai menunjuk NOAH sebagai juru selamat musik Indonesia, dan ada pula yang tak peduli hingga melontarkan kata-kata bernada sinis.
Namun seperti apa tanggapan para personel NOAH sendiri soal album yang dirilis lewat restoran cepat saji tersebut? “Saya selalu merasa bahwa album yang akan kami rilis adalah album terbaik kami,” ujar gitaris Uki saat ditemui Rolling Stone di kantor Musica Studio’s yang terletak di bilangan bilangan Pasar Minggu, Jakarta.
Ia kemudian melanjutkan, “Mungkin karena saya sebagai anggota band merasa bahwa lagu-lagu kami sebelumnya sudah terasa lama dan tua. Buktinya sampai sekarang kami sudah nggak pernah membawakan lagu ‘Ada Apa Denganmu’ secara live, padahal dulu kami merasa bahwa itu adalah yang terbaik. Begitu keluar album baru, kami merasa, ‘Wah, ini lebih keren dari yang kemarin!’”
Ariel kemudian menimpali, “Secara musikal, kami banyak berkembang, gue sering dengar album secara bertahap dari paling lama ke paling baru. Anak-anak semakin ke sini terus berevolusi, tidak berhenti di tempat.”
Walau begitu ia tidak setuju dengan Uki dan mengaku tak berani menyebut Seperti Seharusnya sebagai album terbaik yang pernah mereka rilis. “Secara materi, tidak seluruhnya lebih baik dibanding sebelum-sebelumnya, namun secara produksi gue berani bilang lebih bagus, yang paling jelas ada pada departemen sound,” kata Ariel berpendapat.
Uki juga sempat mengungkapkan salah satu cita-citanya untuk melakukan proses rekaman secara analog dengan menggunakan pita. Walau belum kesampaian, dengan cerdas ia menyelipkan efek suara gemercik layaknya mendengarkan sebuah album lewat medium analog pada intro dan outro lagu “Jika Engkau”.
Ia berucap, “Sekarang sedang musim simulasi-simulasi rekaman dengan tape, lucu juga kalau suara crackle itu masuk ke dalam album ini. Saya juga masih bercita-cita untuk bisa balik rekaman dengan metode analog.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar